TIMESINDONESIA, GRESIK – Rendahnya produktivitas Udang vaname di Kabupaten Gresik Jawa Timur membuat pemerintah setempat mendorong petani agar menggenjot produksi dengan pola budidaya intensif
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Gresik, Nadlelah mengatakan, produktivitas udang masih defisit. Di tahun 2022, produksi vaname masih 14.077 ton sementara targetnya 20.000 ton.
"Bahkan target nasional yang disampaikan Menko Marves yakni 21 juta ton itu saja belum tercapai," katanya, Jumat (19/5/2023).
Nadlelah menyatakan, ada tiga penyebab dan kendala produktivitas udang vaname rendah yakni benih sulit, pakan mahal serta jaringan irigasi pengairan.
"Jadi kendalanya adalah benih kualitas F1 yang paling bagus itu jarang. Kemudian, pakan mahal dan jaringan irigasi perairan masih menjadi persoalan," ungkap dia.
Untuk itu, Nadlelah mendorong petani agar mencoba membudidayakan tambak intensif. Dia pun menyontohkan budidaya udang di Desa Dalegan. Selain hasilnya maksimal, pola budidaya modern ini mudah.
"Nanti dari kami juga akan melakukan pendampingan kepada petani melalui penyuluh yang ada di lapangan," terangnya.
Petani tambak intensif, Muhammad Wasul Falah menyatakan, dari setengah hektare lahan tambak, dia mendapatkan 15 sampai 20 ton udang vaname setiap kali panen.
"Misalya lumayan disini, satu panen raya rata-rata maksimal, jika dihitung produktivitas 30 sampai 40 ton per hektare," jelasnya.
Kelebihan lain dari budidaya intensif ini, kata Wasul adalah tingkat kelangsungan hidup benur (Benih udang) yang ditebar dengan prosentase 80 persen.
Tingkat kehidupan (SR udang) selama ini bagus paling rendah 80 persen, bahkan biasanya 90 persen," tutupnya menanggapi produktivitas udang vaname terus digenjot. (*)
Last updated 2023-05-19