Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo No. 44 A dinasperikanangresik@gmail.com
Selamat Datang Di Website Dinas Perikanan Kab. Gresik
...
Bimbingan Teknis Manajemen Kualitas Air Untuk Budidaya

A.     Materi I : “Potret dan Potensi Perikanan Budidaya di Kabupaten Gresik” oleh Johar Gunawan, S.Pd., S.E., M.M selaku Plt Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Gresik

Ø  Gresik sebagai salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur, yang mempunyai potensi di bidang  perikanan, khususnya perikanan budaya.

Ø  Jumlah pembudidaya ikan 20.279 orang, yang terinci pemilik 15.279 orang dan pandega 4.550 orang

Ø  Luas lahan budidaya di Kabupaten Gresik sebesar 28.653 Ha dengan  produksi ikan/udang pada tahun 2023 sejumlah 152.917,476 Ton.

Ø  Tambak di Kabupaten Gresik terdiri dari tambak intensif seluas 32 Ha, semi intensif 65 dan tradisonal plus. Sebagian besar budidaya di Kabupaten Gresik didominasi oleh budidaya tradisional/tradisional plus. Berdasarkan jenis komoditas yang dibudidayakan  Budidaya ikan/udang di Kabupaten Gresik sebagian besar  menggunakan sistem polikultur dan  monokultur.

Ø  Beberapa masalah usaha perikanan budidaya di Kabupeten Gresik diantaranya adalah:

-        Produktifitas lahan tambak masih relatif rendah

-        Sedimentasi saluran irigasi tambak (penanganan terbentur kewenangan)

-        Adanya bencana tahunan berupa banjir dan Rob

-        Ketersedian benih ikan/udang yang berkualitas dan hampir seluruhnya dari luar daerah

-        Belum menerapkan manajemen usaha yang baik

-        Tingginya harga pakan

-        Penerapan  CBIB  Masih Rendah, (mulai persiapan lahan sampai pasca panen)


 

Ø  Adapun harapan dalam budidaya perikanan di Kabupaten Gresik :

-        Perlunya peningkatan produktifitas guna peningkatan pendapatan dan kesejahteraan pembudidaya ikan

-        Penyerapan tenaga kerja baik dalam proses produksi, pemasaran maupun pengolahan hasil perikanan

-        Mampu menjadi percontohan bagi pembudidaya yang lain

-        Dll

Ø  Kebijakan pembangunan “NAWA KARSA”, KARSA untuk mewujudkan Agropolitan sektor perikanan diantara :

-        Go Tani sektor perikanan

-        Tekno park berbasis minapolitan

Ø  Adanya Kampung Perikanan Budidaya Bandeng di Desa Pangkahwetan Kecamatan Ujungpangkah sesai dengan Kepmen KP Nomor 64 Tahun 2021 dan Keputusan Bupati Gresik Nomor 523/563/HK.437.12/2021, dimana model kampung perikanan yang menggambarkan proses produksi ikan bandeng mulai dari Hulu yakni proses budidaya ikan bandeng dari pendederan sampai ukuran konsumsi dan Hilir yakni proses panen-pengolahan dan pemasaran.

B.     Materi II : “Manajemen Kualitas Air Untuk Budidaya” oleh Ratna Heri Sulistyowati, S.Pi. selaku  Kepala Bidang Perikanan Budidaya Dinas Perikanan Kabupaten Gresik.

Ø  Persiapan Kolam dan Pengisian Tambak, Sebelum memulai budidaya, diperlukan persiapan kolam seperti pengeringan selama ± 1 bulan, pengapuran, pemupukan, dan pengisian air.

Ø  Perawatan Air Tambak Selama Budidaya, Manajemen kualitas air selama proses budidaya berlangsung merupakan salah satu penentu keberhasilan budidaya.

Ø  Perubahan kualitas air biasa terjadi selama masa pemeliharaan yang biasanya disebabkan oleh beberapa hal, seperti kondisi cuaca, bahan organik dalam tambak, mikroorganisme tidak seimbang, dan lain-lain (tergantung parameter kualitas air apa yang berubah).

Ø  Parameter Kualitas Air :

1.     Paramater Fisika

a)     Suhu, optimal 280C-320C, Suhu yang tinggi bisa diatasi dengan memaksimalkan kincir untuk menghindari pelapisan (blooming) plankton dan kontrol pemberian pakan secara ketat sesuai estimasi SR. Sedangkan, apabila suhu turun skibst hujsn lebat maka dapat memaksimalkan pemberian kapur dan mengurangi pemberian pakan karena ada potensi nafsu makan menurun.

b)     Kecerahan, optimal 20-40 cm, Apabila air berwarna keruh dan disebabkan oleh mineral (warna air cokelat) dapat diatasi dengan pengendapan partikel, penyaringan air dan penambahan materi organik. Jika air keruh disebabkan oleh plankton (warna air kehijauan) dapat dilakukan pengapuran dan mengurangi penggunaan pupuk. Sedangkan, apabila air tambak berwarna bening, disediakan sumber nutrien yang cukup untuk menumbuhkan plankton dan melakukan treatment air, seperti pemberian fermentasi dedak, untuk menyehatkan dan menumbuhkan plankton.

c)     Warna Air, Warna air tambak yang bagus dan cocok untuk budidaya udang adalah cokelat muda, cokelat tua, hijau daun muda, dan hijau kecoklatan.

2.     Parameter Kimia

a)     pH, optimal 7,5-8,5, Jika fluktuasi pH masih berada di range pH <0,2, Petambak bisa memaksimalkan operasional kincir, menjaga pertumbuhan plankton yang optimal, mengurangi probiotik dan material penunjang probiotik (bahan organik seperti molase/tetes). Namun, jika fluktuasi pH berada di kisaran pH >0,5 karena plankton terlalu pekat, segera lakukan pengenceran, siphon dan aplikasi kaptan. 

Sedangkan, jika fluktuasi pH terjadi karena dominan BGA, maka geser dominansi BGA dengan diatom melalui pemberian kaptan di pagi hari dan mendorong pertumbuhan diatom di sore hari dengan pupuk phospat serta nitrat dosis rendah setiap hari. 

b)     DO (Dissolved Oxygen) atau Oksigen Terlarut, optimalnya >4 mg/L, Apabila DO rendah <4, maka optimalkan kincir dan lakukan penambahan kincir. Jika estimasi carrying capacity tidak mendukung (udang terlalu padat dalam 1 kolam), maka lakukan panen parsial untuk mengurangi kepadatan udang dan lakukan pengecekan pakan harian karena adanya potensi overfeeding serta akumulasi bahan organik yang berakibat terjadinya kompetisi oksigen di perairan. 

c)     Salinitas, optimal 10-35 ppt, Apabila salinitas rendah, keluarkan air tawar yang ada di permukaan tambak melalui pipa pembuangan di atas permukaan air dan naikkan salinitas perlahan dengan penambahan air laut. Sedangkan, apabila salinitas tinggi tambahkan air tawar hingga ketinggian air mencapai ketinggian awal sebelum penguapan dan bisa juga dilakukan penggantian air dengan penambahan air tawar.

d)     Amonia, optimalnya <0,1 mg/L, Apabila amonia terlalu tinggi karena terjadi drop plankton segera lakukan siphon untuk membuang plankton mati yang mengendap secepatnya. Kemudian, tambahkan kaptan 5-10 ppm dan tebar probiotik dekomposer. Jika ada indikasi overfeeding, kurangi pakan dan lakukan pengenceran. Namun, jika proses nitrifikasi terhambat, maka Bapak/Ibu bisa menambahkan bakteri nitrifikasi.

e)     Nitrit dan Nitrat,optimal Nitrat <50 mg/L optimal Nitrit <1 mg/L, Jika nitrit dan nitrat melebihi kadar optimal, lakukan siphon, kurangi pakan, pengenceran, tambahkan bakteri nitrifikasi, dan lakukan penggantian air.

f)       Alkalinitas, optimal 120-150 ppm, Apabila alkalinitas rendah karena kekurangan kapur di awal persiapan tambak, maka lakukan pemberian dolomit rutin 5-10 ppm perhari. Namun, jika karena plankton tipis/sedikit sebaiknya ditumbuhkan dulu planktonnya hingga stabil. Sedangkan jika alkalinitas rendah karena dasar tanah asam/gambut, lakukan pengeringan dan pengapuran yang cukup di masa persiapan lahan dan budidaya serta pemberian dolomit rutin untuk menjaga kestabilan plankton, sebanyak 5-10 ppm perhari.

g)     TOM/bahan organic, optimalnya <80 ppm, Peningkatan bahan organik akibat plankton drop, overfeeding, dan/atau kotoran udang dapat memicu pertumbuhan bakteri vibrio, blooming alga dan tingginya kandungan TAN dan fosfat. Jika TOM tinggi akibat drop plankton, maka lakukan siphon untuk buang plankton mati yang telah mengendap secepatnya. Sedangkan jika ada indikasi overfeeding, lakukan siphon, kurangi pakan, dan pengenceran air. 

3. Parameter Biologi, Parameter biologi terdiri dari total vibrio (TVC), total bakteri (TBC) dan plankton

Ø  Kualitas air tambak perlu dirawat dengan baik agar tetap berada di kisaran yang optimal sesuai dengan kebutuhan ikan/udang budidaya. Kualitas air yang terjaga menjadikan ikan tidak mudah stres, pertumbuhan plankton tetap optimal dan proses-proses yang terjadi di dalam air tetap berjalan dengan baik. Untuk mempermudah dan memaksimalkan manajemen kualitas air.

Last updated 2024-07-23